Monday 29 May 2006

Tiduran di Jalan ? Why Not!!

Sabtu (27 mei 2006) malem aq ke tempat Inun anterin maem soalnya warung banyak yang tutup dan kalaupun ada yang buka itupun antrinya lama. Beredar juga info bahwa pukul sekitar pukul 23 akan ada gempa susulan. So anak2 Mijil 7 pun pada keluar dan duduk di jalan.
Anak2 pada betah nongkrong (sambil terkantuk2) di jalan. Ada yang mengambil kasur lipat buat tiduran (tapi pada tidur beneran). Biasanya kalo liat orang tidur di jalan kita anggap aneh, eh malah sekarang kita sendiri ngelakuin – swt

Sekitar pk 22 ada rombongan temennya Ira yang lewat situ dan emang mo ngungsi karena rumah kontrakan mereka di Glagah roboh.

Anak2 Mijil7 ada yang mulai masuk ke ruang tamu rumah induk untuk tidur tapi ada juga yang berjaga (sambil tertidur, swt) di jalan kalau ada gempa lagi. Sebenarnya gempanya sesekali terjadi dan tidak sebesar yang tadi pagi. Tetapi secara mental sudah ada semacam trauma sehingga ketika ada gempa banyak yang panik dan lari keluar rumah.

Pukul 01 dini hari aq ke kantor untuk siap-siap jemput Nuryani, tetapi sepertinya akan molor dari jadwal. Aq nunggu di kantor sambil istirahat. Sekitar pk 03, dia calling dah dekat dengan Terminal Jombor, so aq pun brangkat. Setelah aq jemput di jalan (gak turun terminal) dia aq kasih singgah di kos-nya Inun dulu.
Baca selengkapnya denYoga 's Perspektif: May 2006

Dibangunin oleh si gEmpA 5,9 SR

Pukul 05.55 WIB, tidurku diusik oleh gempa bumi tektonik yang kata BMG berkekuatan 5,9 Skala Richter. Ketika itu aq sedang tidur di ruanganku di kantor, kalo gak salah yang tidur di lantai atas hanya 3 orang : toni & andi (tidur seranjang) trus aq sendirian di ruanganku. Dari goncangan yang terjadi selama 57 detik, aq hanya merasakan yang 15 detik terakhir ajah. Aq bangun trus tetap diposisi sambil melihat efek goncangannya (gila - seru abis melebihi Kura2-nya Ancol!!!). Setelah goncangan reda aq mulai jalan mo keluar, dari kaca atas sudah terlihat orang2 kantor (berarti tinggal aq sendirian yg belum keluar). Abis itu aq gak jadi turun trus masuk lagi ke ruanganku cari HP, trus call rumah. Alhamdulillah pada slamat. Trus nelpon Inun tapi gak diangkat-angkat jadi kepikiran yg aneh2. Aq juga ngecek Uchil yang kukira sedang di Banyumas, eh ternyata di koasnya baru di Wates. Alhamdulillah dia sehat dan rencana pulang hari itu juga. Trus setelah selese nelpon ada gempa lagi tapi kecil sih, tp ya daripada-daripada aq trus keluar ma anak2 yang laen. Abis itu pulang sekalian ngecek Inun, lum sampe kosnya dia dah nelpon bilang kalo selamat. So aq langsung pulang ke rumah.

Sesampai di rumah, babe mo brangkat mewisuda di univnya. Ketika di jalan nelpon adekku, bilang kalo katanya ada aer dari selatan. Hm…… hati ini mencoba tidak percaya soalnya dulu dah pernah dicritain tanda-tanda tsunami. Malem hari sebelum tsunami Aceh, banyak hewan yang gelisah. Anjing melolong2, burung berombongan terbang pindah lokasi (hewan2 memperlihatkan pemandangan yang ganjil). Nah ciri2 itu tidak aq lihat pada pagi hari itu. Tapi hati ini tetap merawa was-was, so aq pun menyiapkan ransel berisi perlengkapan (spt kalo mo dinas ke Sumatra). Adekku nampak gelisah tapi aq bilangin kalo ada tsunami kita bisa naek ke atas jadi gak usah panik. Karena listrik mati dan kami gak punya batu batre buat idupin radio, so sangat sensitif dengan info2 yang masuk ke telinga kami. Kebutuhan informasi yang akurat sangat penting untuk mengambil keputusan dalam bertindak dan “tidak panik”. Jaringan telkomsel (Halo, Simpati) tulalit, gak ngerti jaringan rusak or overload.

Ketika isu tsunami merebak, Inun sempet panik dan jalan dari kos ke perempatan lingkar utara. Rencana mo aq jemput dan ungsiin ke rumah. Ketika dalam perjalanan, jakal macet (tapi kok malah dari arah utara ya) so aq make jalan kampung. Di daerah perempatan lingkar utara udah ada orang yang masang info kalo “SAR Paris bilang : tidak ada gelombang pasang”. Info itu membuat hatiku tenang. Inun pun akhirnya juga tetep ke kos ajah. Aku kasih kabar ke rumah kalo ada info dari SAR Paris kalo gak ada aer pasang. Aq ke kantor mandi trus bantu jemput temen2 inun balik ke kos and pulang.

Yang aq petik dari gempa kemaren adalah, sbb:

  • Kebutuhan informasi : perlu radio dengan tenaga batu batre so listrik mati gak masalah.
  • Kebutuhan komunikasi : perlu HT utk tiap anggota keluarga ?
  • Kebutuhan sandang : perlu nyiapin perlengkapan untuk hidup secara darurat (tidak di rumah) yang siap packing.
  • Kebutuhan papan : perlu tenda dan kain terpal dan dipersiapkan agar mudah diambil.
  • Kebutuhan pangan : perlu punya persediaan makanan dan alat masak seperti tentara yang siap packing.

    Baca selengkapnya denYoga 's Perspektif: May 2006

    Kata Kunci

    Adventure (40) inspirasi (23) manajemen (12) teknologi (11) Collection (7) automotif (6) movie (6) tips (5) Fun (4) tutorial (4) financial (3) kuliner (1)